Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Bunga itu…(Untukmu Wahai Saudariku)

Bunga itu… Bunga itu… Siapa yang bisa lepas dari menawannya sebuah bunga indah yang merekah. Bila memandangnya saja sudah membuat bekas senyum diwajah, apalagi memilikinya akan membuat kepuasan di dalam hati. Indah dipandang, sejuk dipikiran itulah bunga mekar yang menawan. Bunga itu… Ia yang melekat pada sepucuk tangkai itu bisa saja terjatuh. Bukan saja karna layu, tapi angin yang menerpa atau makhluk lain yang menarik paksa. Akankah ada yang memungutnya kecuali ia akan ikut tersapu bersama sampah-sampah sekitarnya. Bunga itu… Nasib memang tak sama, ia yang tetap kokoh tak tersentuh hanya akan mati karna waktunya tlah tiba. Jatuh ke tanah hingga terpendam, dimana ia akan memberi manfaat lain. Nasib yang lain, dimana ia ditarik paksa oleh yang menginginkannya. Nasibnya hanya beruntung sesaat, disentuh dan dirawat, namun ketika ia telah kering kerontang berwarna coklat, itulah nasibnya yang sesaat. Nasib selanjutnya kalau tak dilupakan, dibuang, ya dibakar. -

MENJADI KANIBAL TANPA DISADARI

MENJADI KANIBAL TANPA DISADARI بسم الله الرحمن الرحيم الصلاةوالسلام على رسول الله صلى الله عليه والسلام Begitu asyik kesana-kemari hanya untuk menyebarluaskan berita tentang manusia kanibal (pemakan sesama –penj.). Namun ternyata dirinya sendiri pun juga “seorang kanibal” yang memakan “bangkai” sesamanya. Bahkan ia pun tak sadar telah menggunakan mulutnya sendiri untuk mengunyahnya. Siapa diantara kita yang bersih mulutnya? Apakah yang menggosok giginya tiga hari sekali? Apakah yang memakai mouth spray ? Sunnguh, sebanyak apapun ia menggosok giginya maupun seberapa seringnya ia menggunakan mouth spray , mulutnya tidak akan pernah bersih dari “kotoran” apabila ia masih mengghibah (menggunjing atau memfitnah –penj.) sana-sini. Siapakah diantara kita yang bersih mulutnya dari bangkai? Sedangkan ketika berkumpul dengan teman, mulut ini selalu asyik membuka aib orang lain. Tanpa disadari, mulut ini mengunyah “bangkai”. Tidakkah merasa jijik? Menjadi kanibal tanpa disad