Langsung ke konten utama

Berkatalah yang Baik atau Diam!


assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu

Berkatalah yang baik atau diam...
Kita sebagai manusia memang telah diberikan banyak sekali nikmat oleh Allah
Termasuk nikmat dapat berbicara.
Akan tetapi…. banyak yang salah menggunakan nikmat ini.
Mereka tak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya
seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir (Kiamat), hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaihi)

Lalu dalam hadist lain disebutkan:
“Allah memberi rahmat kepada orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapatkan keselamatan.” (HR Ibnul Mubarak)

Demikianlah....
Lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak kesalahan.

Imam Ghazali telah menghitung ada 20 bencana karena lidah...
antara lain berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, saksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina orang lain, dsb.

Mengenai ghibah, ada ayat tersendiri dalam Al-Quran yang membahasnya:
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan),
karena sebagian dari prasangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)

Lebih jauh lagi manusia hendaklah dipandang dari lahiriahnya.
Tidak ada seorangpun yang berhak menghukum atas bathiniyahnya.

Tidak ada seorangpun yang berhak menghukum manusia kecuali berdasarkan penyimpangan dan kesalahan yang tampak.

Seseorang tidak boleh menyangka,
mengharapkan,
atau bahkan mengetahui…
bahwa mereka melakukan suatu penyimpangan secara sembunyi-sembunyi
lalu diselidiki untuk memastikannya.
Yang boleh dilakukan atas manusia
adalah menghukum mereka saat kesalahannya terjadi dan terbukti.
Kita sebagai saudara tidak berhak untuk mencari-cari kesalahan orang lain
lalu menyebarkannya.

Rasulullah ditanya:
“Hai Rasulullah apakah GHIBAH itu?”
Nabi saw menjawab:
“Kamu menceritakan saudaramu mengenai apa yang TIDAK DISUKAINYA”.
Beliau ditanya lagi:
“Bagaimana menurut engkau jika yang dikemukakan itu ada pada dirinya?”
Nabi menjawab,
”Jika yang kamu katakan itu ada pada dirinya,
berarti kamu MENGUMPATnya.
Jika tidak ada pada dirinya,
berarti kamu telah BERDUSTA tentang dia” (HR Tirmidzi)

Jadi, sebaiknya kita memelihara perbuatan kita,
dan jangan menghambur-hamburkan perkataan
yang sekiranya dapat membahayakan kita.
Umumnya manusia yang BANYAK omong
selalu berbuat SALAH dan DOSA.

Karena itu, mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah
wajib mengerti bahwa PERKATAAN itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk.
Karena pena Ilahi tidak mengalpakan satupun perkataan yang diucapkan manusia.
Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih DEKAT kepadanya daripada urat lehernya.
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan
dan yang lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 16-18)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MEMBUAT LARUTAN

1. KOH 5%     Menimbang 5 gram KOH, kemudian dilarutkan ke dalam aquades hingga 100 ml 2. Glukosa 0.5 m (molal)     BM glukosa    = 180     1 m glukosa    = 180 gr glukosa dalam 1000 gram larutan     0.5 m glukosa = (0.5/1) x 180 = 90 gr     Menimbang 90 gram glukosa kemudian dilarutkan  dengan aquades hingga 1000 gram 3. Sukrosa 0.5 M (molar)     BM sukrosa    = 342     1 M sukrosa    = 342 gram sukrosa dalam 1000 ml larutan     0.5 M sukrosa = (0.5/1) x 342 = 171 gram     Menimbang 171 gram sukrosa kemudian dilarutkan dengan aquades hingga 1000 ml 4. IAA 100 ppm     1 ppm     = 1 mg/1000 ml     10 ppm   = 10 mg/1000 ml     100 ppm = 10 mg/100 ml     Menimbang 10 mg IAA kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% sebanyak 2-5 ml.                        Menambahnya dengan aquades hingga 100 ml.     Kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit. 5. Amilum 10%     Menimbang 10 gram amilum, dilarutkan dalam 25 ml aquades. Kemudian tambah lagi aquades hingga 10

TRANSPOR FOTOSINTAT

Transpor Fotosintat             Dilihat dari sebutan “fotosintat” yang mengacu pada istilah “fotosintesis” tentunya sudah dapat dipahami. Fotosintat adalah hasil fotosintesis . Setelah memahami Fotosintat, maka akan lebih mudah pula mengenal istilah transport fotosintat . Transpor Fotosintat adalah suatu mekanisme penyaluran hasil fotosintesis dari sel sumber penghasil fotosintat ke sel penerima yang membutuhkan. Transport fotosintat juga bisa disebut dengan Translokasi . Kata kunci : 1.       Hasil fotosintesis disebut sebagai fotosintat, biasanya dalam bentuk gula sedrhana seperti sukrosa. 2.       Fotosintat diproduksi di sel sumber dan ditranslokasikan ke sel penerima. 3.       Fotosintat ditranslokasikan ke akar sebelum perkembangan, ke pucuk batang dan daun sebelum pertumbuhan vegetatif, ke biji dan buah sebelum perkembangan reproduktif. 4.       Fotosintat dihasilkan di mesofil daun dan ditranslokasikan melalui floem; kemudian ditranspor melalui saluran peny

GLIKOLISIS

Glikolisis Kata Kunci : 1.       Glikolisis adalah reaksi pemecahan glukosa berkarbon enam menjadi dua glukosa berkarbon tiga. 2.       Tempat terjadinya glikolisis yakni di sitoplasma. 3.       Glikolisis terbagi menjadi 2 fase yakni investasi energy dan pembayaran energy. 4.       Terdiri dari 10 tahapan dengan 9 enzim dan 9 jenis senyawa antara. Dua Fase Glikolisis 1.       Fase Investasi Energi Fase ini menunjukkan bahwa sel menggunakan ATP untuk reaksi glikolisis, untuk tiap 1 molekul glukosa membutuhkan 2 ATP. Setelah fase ini selesai, ATP akan terbayarkan/tergantikan. Fase ini terjadi pada tahapan glikolisis ke-1 dan 3 , yakni ketika glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat dan fosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bifosfat. 2.       Fase Pembayaran Energi Fase ini menunjukkan penggantian ATP yang telah terpakai . Fase ini memberikan bonus ATP karena ATP yang dihasilkan dari 1 molekul glukosa dalam reaksi glikolisis yakni