Sa'id adalah anak dari Zaid bin 'Amr bin Nufail. Ia merupakan sepupu sekaligus saudara ipar 'Umar bin Khattab bin 'Amr bin Nufail, karena Sa'id adalah suami dari Fathimah bintu Khattab, saudara perempuan 'Umar. Ayahnya, Zaid bin 'Amr adalah seorang istimewa yang Allah berkahi kehidupannya karena keteguhan imannya di tengah-tengah jahilnya kaum kuffar. Disaat yang lain menyembah berhala, ia tetap meng-Esakan Allah. Disaat yang lain mengubur anak perempuannya karena malu, ia tetap menjaga anaknya bahkan mau mengadopsi anak perempuan orang lain supaya tidak terbunuh. Ya, ia lah orang yang langka saat itu, ayahnya Sa'id, Zain bin 'Amr. Dari ayahnya yang hanif¹ itulah, lahir sesosok laki-laki yang Allah cintai. Berkat doa ayah Sa'id di akhir hayatnya, jadilah Sa'id termasuk dalam golongan yang Allah selamatkan hatinya dari kekafiran. Mendengar kabar kenabian dan kerasulan Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, Sa'id dan istriny
Sa'ad bin Abi Waqqash lahir di Mekah dari golongan Bani Zuhrah, sama seperti Abdurrahman bin 'Auf. Ia memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Rasulullah dari jalur ibu beliau, Aminah bintu Wahab. Ayahnya Sa'ad adalah anak pamannya Aminah, artinya Sa'ad adalah keponakannya Aminah. Maka, Sa'ad juga bisa disebut sebagai pamannya Rasulullah, meskipun usianya lebih muda 25 tahun dari Rasulullah. Sa'ad telah memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Bersama dengan keempat kawannya; Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin 'Auf dan Thalhah bin Ubaidillah, mereka masuk Islam melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejak kecil, Sa'ad sudah pandai membuat anak panah. Tak jarang para pemburu membeli anak panah buatannya dan mereka puas dengannya. Hingga ketika dewasa, anak panahnya mampu ia gunakan sendiri dalam medang peperangan. Rasulullah pernah mendoakannya menjadi pemanah yang panahannya tepat dan doanya akan senantiasa dikabulkan ol