Langsung ke konten utama

KARENA MAHKOTAMU ITU INDAH (About Woman)



Karena Mahkotamu itu Indah,
                        maka Sembunyikanlah ia


Setiap wanita pasti memiliki mahkotanya masing-masing. Dinamai mahkota karna ia mampu menjadi salah satu daya tarik dan menjadi hiasan bagi wanita. Mahkota itu tak lain bernama rambut. Kata Abu Hurairah, “Seorang pria itu semakin tampan dengan jenggotnya dan seorang wanita semakin anggun dengan jalinan rambutnya.” [Tarikh Dimasyq, Ibnu ‘Asakir, Asy Syamilah, 36: 343]. Rambut yang wanita miliki memang sudah menjadi barang istimewa tersendiri, karena rambut wanita berbeda dengan pria. Bila semakin panjang, maka semakin menawanlah empunya, itulah rambut dan pemiliknya yakni wanita.

Mahkota yang kita peroleh sedari janin merupakan nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Berkat Karya-Nya yang begitu menawan, kita dapat merasakan keindahan mahkota yang hingga saat ini melekat pada kita. Sudah selayaknya bagi wanita yang memiliki mahkota ini untuk menjaga dan merawatnya. Atas sebab mahkota itu indah, maka sembunyikanlah ia supaya terjaga dari pandangan yang tak pantas untuk melihat keindahan mahkotamu itu karena ia begitu berharga.

Mahkota wanita lebih terjaga dengan mengikuti syariat Islam. Islam dengan kesempurnaannya pun begitu jeli dengan bagian wanita yang satu ini. Bagian inilah yang menjadi sebab untuk disembunyikan atau ditutup sehingga tidak menjadi tampak. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
Katakanlah kepada wanita beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…” [Qs. An-Nur:31].

Dalam suatu hadits juga menunjukkan bahwa mahkota wanita itu tidak boleh ditampakkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ radiyallahu ‘anha:“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR Abi Dawud]

Dari al-quran dan hadits jelas menunjukkan bahwa rambut wanita atau mahkota merupakan perhiasan yang tidak boleh ditampakkan kepada laki-laki ajnabi (bukan mahrom). Bagaimana cara menutupi mahkota tersebut supaya bisa tersembunyi dari laki-laki ajnabi? yang dimaksud menutup dan menyembunyikan disini berbeda dengan membungkus, tetapi lebih dari itu. Berikut beberapa hukum mengenai rambut wanita yang diringkas dari fatwa para ulama:

1.   Tidak mengikat rambut hingga ke atas dari bagian kepala wanita.
Karena apabila rambut diikat hingga ke atas, maka akan membentuk punukan meski rambut telah ditutupi kain kerudung. Sehingga meski telah ditutup, tetap saja bentuknya terlihat, orang yang melihatnya pun tahu bahwasannya punukan itu adalah rambut, maka yang demikian belum bisa dikatakan tersembunyi. Bagi wanita yang mengikat rambut seperti ini tergolong ke dalam golongan penduduk neraka dengan kepala-kepala seperti punuk unta yang belum pernah dilihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa jamannya (namun jaman sekarang telah banyak model kepala yang seperti ini).

2.    Tidak melilitkan rambut di sekitar kepala hingga tampak seperti imamah atau sorban yang biasa dipakai laki-laki.

3.    Menutupi dan menyembunyikannya dengan memakai kain kerudung yang panjang hingga menutup dada dan menutupi rambut seluruhnya.
Menutupi rambut dan menyembunyikannya tidak hanya sekedar demi penjagaan secara dzahir saja, tetapi juga untuk menjaga ketaatan kita kepada Allah subhaanahu wa Ta’ala karena memakai kain kerudung (khimar) merupakan perintah dari Allah kepada wanita-wanita islam yang wajib untuk dikenakan. Dalil mengenai wajibnya mengenakan khimar/tudung adalah Firman Allah (yang artinya), “Hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dada mereka” (An Nur:31).
(Fatwa dari al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta’)

Kita sebagai wanita muslimah dimanapun berada, hendaknya kita senantiasa menyembunyikan mahkota kta, terlebih bila kita berada di luar rumah. Meski hanya di pelataran atau halaman rumah, atau hendak ke tetangga sebelah, tetap saja kta harus menyembunyikan mahkota kita disamping bagian-bagian tubuh lain yang tidak boleh ditampakkan. Semoga kita menjadi wanita yang senantiasa menjaga diri, bukan sibuk menghias diri, karena menghias diri adalah rayuan dari Syaithan.

-Ummu Khoirunnisa-
Semarang, 25 Februari 2015

Maraji’:
1.    Al-Quranul Kareem.
2.    Al-Hikmah.
3.    www.asysyariah.com






Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MEMBUAT LARUTAN

1. KOH 5%     Menimbang 5 gram KOH, kemudian dilarutkan ke dalam aquades hingga 100 ml 2. Glukosa 0.5 m (molal)     BM glukosa    = 180     1 m glukosa    = 180 gr glukosa dalam 1000 gram larutan     0.5 m glukosa = (0.5/1) x 180 = 90 gr     Menimbang 90 gram glukosa kemudian dilarutkan  dengan aquades hingga 1000 gram 3. Sukrosa 0.5 M (molar)     BM sukrosa    = 342     1 M sukrosa    = 342 gram sukrosa dalam 1000 ml larutan     0.5 M sukrosa = (0.5/1) x 342 = 171 gram     Menimbang 171 gram sukrosa kemudian dilarutkan dengan aquades hingga 1000 ml 4. IAA 100 ppm     1 ppm     = 1 mg/1000 ml     10 ppm   = 10 mg/1000 ml     100 ppm = 10 mg/100 ml     Menimbang 10 mg IAA kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% sebanyak 2-5 ml.                        Menambahnya dengan aquades hingga 100 ml.     Kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 5 menit. 5. Amilum 10%     Menimbang 10 gram amilum, dilarutkan dalam 25 ml aquades. Kemudian tambah lagi aquades hingga 10

TRANSPOR FOTOSINTAT

Transpor Fotosintat             Dilihat dari sebutan “fotosintat” yang mengacu pada istilah “fotosintesis” tentunya sudah dapat dipahami. Fotosintat adalah hasil fotosintesis . Setelah memahami Fotosintat, maka akan lebih mudah pula mengenal istilah transport fotosintat . Transpor Fotosintat adalah suatu mekanisme penyaluran hasil fotosintesis dari sel sumber penghasil fotosintat ke sel penerima yang membutuhkan. Transport fotosintat juga bisa disebut dengan Translokasi . Kata kunci : 1.       Hasil fotosintesis disebut sebagai fotosintat, biasanya dalam bentuk gula sedrhana seperti sukrosa. 2.       Fotosintat diproduksi di sel sumber dan ditranslokasikan ke sel penerima. 3.       Fotosintat ditranslokasikan ke akar sebelum perkembangan, ke pucuk batang dan daun sebelum pertumbuhan vegetatif, ke biji dan buah sebelum perkembangan reproduktif. 4.       Fotosintat dihasilkan di mesofil daun dan ditranslokasikan melalui floem; kemudian ditranspor melalui saluran peny

BAGIAN-BAGIAN BUAH