Setahun sudah Abdullah telah menyelesaikan kelas 3 SD. Tahun ini, Abdullah naik kekelas 4. Tidak ada yang berbeda dari Abdullah. Seragam, sepatu, tas, bahkan pensil yang dimilikinya pun tidak ada yang baru dan Abdullah tidak keberatan atas apa yang dimilikinya saat ini.
Ketika sekolah sudah mulai masuk seperti biasanya, Abdullah berangkat dengan penuh percaya diri. Setibanya di kelas, ada salah satu temannya yang mengejek tas milik Abdullah.
"Huuuu.. Tasnya lama. Tasnya lama", ejek temannya.
"Eh apaan sih. Tasnya Abdullah aja masih kelihatan lebih bagus daripada tasmu!", bela Faris sambil menepuk pundak Abdullah.
"Emangnya tasmu bagus apa?"
"Sudah Faris. Biarkan saja", kata Abdullah yang berusaha untuk melerai pertengkaran.
"Tapi kan dia ngejekin kamu", balas Faris.
"Mamaku pernah bilang kalau balas mengejek itu tidak baik", ujar Abdullah. "Duduk aja yuk sambil nunggu bel masuk".
Sepulangnya dari sekolah, seperti biasa Abdullah menceritakan hari-harinya di sekolah kepada mamanya.
"Ma, tadi ada yang mengejek tas Abdullah. Katanya tas Abdullah lama", kata Abdullah yang mulai menceritakan kejadian di sekolahnya tadi.
"Terus sikap Abdullah tadi bagaimana?", tanya mamanya.
"Nggak gimana-gimana ma. Abdullah diemin aja".
"Maa syaa Allaah. Baarakallahu fiik anak mama", kata mamanya sambil memeluk dan membelai kepala putra bungsunya itu.
"Sikap Abdullah sudah benar. Meskipun kita diejek, membalas ejekan juga tidak dibenarkan. Ingat kisah Rasulullah yang pernah didoakan kematian oleh orang Yahudi?", tanya mamanya.
Abdullah mulai melirik kanan kiri, lalu menggaruk kepala belakangnya. Abdullah tampak sedang berusaha mengingat-ingat kisah yang disebutkan mamanya. "Hehe, yang mana ya ma? Abdullah lupa".
"Sini sayang, mama ceritakan ulang", ajak mamanya supaya Abdullah mendekat.
Abdullah pun duduk di dekat mamanya dan siap mendengarkan dengan seksama.
***
Dari Aisyah radhiyallaahu 'anha berkata, “Orang-orang Yahudi mendatangi Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan berkata, ‘assaal ‘alaikum’ (kematian atasmu).
Lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam membalasnya, ‘Wa’alaikum’.
Maka Aisyah berkata, assaam ‘alaikum wala’anakumullaah wa ghadhiba ‘alaikum (Kematian atas kalian, laknat Allah dan kemurkaan-Nya atas kalian).
Kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menegur ‘Aisyah, “Pelan-pelan wahai Aisyah!! Berlakulah lembut, jangan kasar dan berkata jelek.”
‘Aisyah menjawab, “Apakah Engkau tidak mendengar perkataan mereka.
Lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, “Apakah kamu tidak mendengar apa yang kukatakan? Aku telah mengembalikan doa mereka kepada mereka dan doaku atas mereka dikabulkan, sedangkan doa mereka atasku tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim, “Cukup wahai Aisyah, janganlah engkau menjadi pencaci, sesungguhnya Allah tidak suka kepada cacian dan kata-kata buruk.”
Perhatikanlah ketika Rasulullah dicela dengan doa buruk dari orang-orang yahudi. Apakah Rasulullah marah? Apakah Rasulullah membalas lebih buruk lagi cacian mereka? Sekali-kali tidak. Beliau tetap bersikap wajar.
Beginilah akhlak Rasulullah yang patut dicontoh. Tutur katanya yang lembut, sikapnya yang ramah kepada siapa saja, dan nasehatnya yang menyejukkan hati siapa saja yang mendengarnya.
***
"Maa syaa Allah ya sayang. Sikap Rasulullah kita. Abdullah sudah berhasil mencontoh sikap lemah lembut Rasulullah. Sini mama peluk lagi", ujar mamanya sambil memeluk kembali Abdullah dengan penuh kasih sayang.
#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day23
#30daysemakmendongeng
#day23
Komentar
Posting Komentar