Liburan pekan lalu, keluarga Abdullah pergi berkunjung ke rumah nenek Abdullah yang berada di daerah pedesaan. Abdullah menyambut liburan dengan senang hati karena ia tahu akan bertemu sepupu-sepupunya di rumah neneknya.
Setibanya di rumah nenek, usai bersilaturahim dengan kakek nenek, Abdullah langsung menemui salah satu sepupunya yang seumuran dengan Abdullah, namanya Akmal. "Akmal, main ke sawah yuk", ajak Abdullah. "Yuk. Aku bilang mamaku dulu ya", jawab Akmal setuju.
Setelah mereka berdua mendapatkan ijin dari kedua orangtua mereka, mereka langsung menuju ke sawah yang tak jauh dari rumah nenek. Dari tempat mereka berdiri, terlihat sawah berwarna kuning kecoklatan. Abdullah dan Akmal perlahan mendekat, lalu tampak lah jelas yang mereka lihat adalah banyak kulit jagung kering berserakan di sawah.
"Akmal lihat! Banyak kulit jagung. Main itu yuk", tawar Abdullah. "Mainnya gimana Abdullah?", tanya Akmal.
Sambil menjelaskan bagaimana cara bermain, Abdullah mulai membuat dua garis yang cukup berjarak, kemudian meletakkan tumpukan kulit jagung pada salah satu garis. "Kita lari dari ujung sini ke ujung sana sambil membawa satu kulit jagung. Siapa yang banyak mengumpulkan kulit jagung di garis sana, dia yang menang", jelas Abdullah kepada Akmal. Akmal menganggukan kepala tanda mengerti.
Ditengah permainan, ada sepupu tertuanya yang datang menghampiri. Dia bernama Lukman. Lukman mendatangi Abdullah dan Akmal untuk mengajak mereka kembali ke rumah nenek karena sudah waktunya makan bersama. "Abdullah, Akmal, disuruh pulang sekarang", teriak Lukman dari kejauhan. Namun Abdullah dan Akmal tetap bermain. Nampaknya mereka berdua tidak mendengar panggilan Lukman.
Lukman pun beranjak mendekati Abdullah dan Akmal yang tengah asyik bermain. "Main apa sampe mas panggil nggak kedengeran?", tanya Lukman. "Eh Mas Lukman. Ini main ngumpulin Kulit Jagung mas", jawab Akmal.
"Kulit jagung bisa jadi kertas lho dik", timpal Lukman. "Ah masa mas? Gimana caranya?", tanya Abdullah dengan raut wajah terheran-heran.
"Penasaran kan? Mau coba kita buat bersama?", ajak Lukman. "Mauuu...", jawab Abdullah dan Akmal bersamaan. "Nanti ya habis makan. Kita pulang dulu yuk. Sudah ditunggu yang lain", ajak Lukman.
Setelah mereka usai makan. Lukman, Abdullah dan Akmal mulai menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat kertas dari kulit jagung kering.
Bahan yang diperlukan antara lain: satu ember kecil kulit jagung kering, tawas, dan air. Sedangkan alat yang dibutuhkan antara lain: ember, gunting, blender, screen sablon, alas kayu, dan alat press dari kayu.
Setelah semua bahan dan alat terkumpul, Lukman mulai menjelaskan satu persatu tahapannya sembari mempraktekkannya secara langsung.
Abdullah dan Akmal tampak tercengang setelah melihat hasilnya. Keduanya tampak takjub karena kulit jagung bisa didaur ulang menjadi kertas. Pengalaman liburan kali ini sangat berkesan bagi Abdullah. Selama perjalan kembali ke rumah Abdullah pun, ia tampak masih memikirkan daur ulang tadi. Bahkan ia berpikir tentang bagaimana jika mengganti kulit jagung dengan daun kering biasa. Abdullah akhirnya memiliki rencana untuk mempraktekkan membuat kertas dari daun kering.
#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day22
Setibanya di rumah nenek, usai bersilaturahim dengan kakek nenek, Abdullah langsung menemui salah satu sepupunya yang seumuran dengan Abdullah, namanya Akmal. "Akmal, main ke sawah yuk", ajak Abdullah. "Yuk. Aku bilang mamaku dulu ya", jawab Akmal setuju.
Setelah mereka berdua mendapatkan ijin dari kedua orangtua mereka, mereka langsung menuju ke sawah yang tak jauh dari rumah nenek. Dari tempat mereka berdiri, terlihat sawah berwarna kuning kecoklatan. Abdullah dan Akmal perlahan mendekat, lalu tampak lah jelas yang mereka lihat adalah banyak kulit jagung kering berserakan di sawah.
"Akmal lihat! Banyak kulit jagung. Main itu yuk", tawar Abdullah. "Mainnya gimana Abdullah?", tanya Akmal.
Sambil menjelaskan bagaimana cara bermain, Abdullah mulai membuat dua garis yang cukup berjarak, kemudian meletakkan tumpukan kulit jagung pada salah satu garis. "Kita lari dari ujung sini ke ujung sana sambil membawa satu kulit jagung. Siapa yang banyak mengumpulkan kulit jagung di garis sana, dia yang menang", jelas Abdullah kepada Akmal. Akmal menganggukan kepala tanda mengerti.
Ditengah permainan, ada sepupu tertuanya yang datang menghampiri. Dia bernama Lukman. Lukman mendatangi Abdullah dan Akmal untuk mengajak mereka kembali ke rumah nenek karena sudah waktunya makan bersama. "Abdullah, Akmal, disuruh pulang sekarang", teriak Lukman dari kejauhan. Namun Abdullah dan Akmal tetap bermain. Nampaknya mereka berdua tidak mendengar panggilan Lukman.
Lukman pun beranjak mendekati Abdullah dan Akmal yang tengah asyik bermain. "Main apa sampe mas panggil nggak kedengeran?", tanya Lukman. "Eh Mas Lukman. Ini main ngumpulin Kulit Jagung mas", jawab Akmal.
"Kulit jagung bisa jadi kertas lho dik", timpal Lukman. "Ah masa mas? Gimana caranya?", tanya Abdullah dengan raut wajah terheran-heran.
"Penasaran kan? Mau coba kita buat bersama?", ajak Lukman. "Mauuu...", jawab Abdullah dan Akmal bersamaan. "Nanti ya habis makan. Kita pulang dulu yuk. Sudah ditunggu yang lain", ajak Lukman.
Setelah mereka usai makan. Lukman, Abdullah dan Akmal mulai menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat kertas dari kulit jagung kering.
Bahan yang diperlukan antara lain: satu ember kecil kulit jagung kering, tawas, dan air. Sedangkan alat yang dibutuhkan antara lain: ember, gunting, blender, screen sablon, alas kayu, dan alat press dari kayu.
Setelah semua bahan dan alat terkumpul, Lukman mulai menjelaskan satu persatu tahapannya sembari mempraktekkannya secara langsung.
Abdullah dan Akmal tampak tercengang setelah melihat hasilnya. Keduanya tampak takjub karena kulit jagung bisa didaur ulang menjadi kertas. Pengalaman liburan kali ini sangat berkesan bagi Abdullah. Selama perjalan kembali ke rumah Abdullah pun, ia tampak masih memikirkan daur ulang tadi. Bahkan ia berpikir tentang bagaimana jika mengganti kulit jagung dengan daun kering biasa. Abdullah akhirnya memiliki rencana untuk mempraktekkan membuat kertas dari daun kering.
#30DEM
#30daysemakmendongeng
#day22
Komentar
Posting Komentar